Sunguh menjadi seorang ibu adalah masa untuk terus belajar
dan bersabar, mengasuh buah hati tidak hanya cukup dengan cinta dan memenuhi
kebutuhan materi semata,terlebih usia dini yang mana mereka belum mampu
mengutarakan dan mengekpresikan keinginan dan perasaan mereka sebagaimana orang
dewasa.namun mereka penuh dengan imajinasi yang kita perlu ilmu dan ektra sabar
untuk memahami nya. dalam keseharian perkembangan anak, tak jarang ibu
mengedepankan emosi dari pada empati.
Seperti hal nya yang terjadi pada saya. Al kindi anak saya
saat ini berusia hampir empat tahun,dia termasuk anak aktif,rasa ingin tahu nya
besar,energi nya luar biasa besar, bila di ingat ingat, duduk diam nya kindi
jika sedang tidur dan sakit saja.selebihnya memang benar - benar menguras
tenaga saya sebagai ibu nya dan saya sangat bersyukur di karuniai mutiara hati
seperti kindi.namun kadang tidak selalu berjalan
baik sesuai dengan gambaran pengasuhan ideal, seperti pada suatu hari kindi
saya dapati sedang menabur kan bedak talk nya ke lantai dan kasur, hingga
lantai putih dan licin. kacau..! habis lah bedak talk nya yang baru saja saya
beli ... saya dengan kondisi lelah segera terpancing emosi .. tanpa pikir
panjang ,saya ambil sapu dan dengan nada tinggi, bersihkan ..!! mata bening itu
pun terlihat takut melihat reaksi ku atas perbuatan nya.. lalu tangan kecil nya
meraih tubuh saya " bunda.... aku minta
maaaf, aku janji , aku janji .. " saya bilang "bunda akan maafkan
kindi kalo kindi mau bantu bunda menyapu lantai yg kotor ini " dia masih
dengan isak nya "ia bunda .. ia " dengan cepat dia meraih sapu yg
besar dan terlihat sangat berusaha mengendalikan sapu yang lebih tinggi dari tubuh
nya ... " tak tega hati ini menyaksikan nya , tapi fikir saya biarlah dia
tahu dan belajar bertanggung jawab atas perbuatan nya ... sementara kindi memberseihkan
lantai yang penuh bedak itu .. (meski saya sangat yakin tak akan sesuai dengan
harapan, malah tambah berantakan )
saya memtusukan untuk melanjutkan pekerjaan rumah yg sempat tertunda karena praktek bedak tsb..
setelah beberapa saat, saya kefikiran juga untuk memeriksa kembali anak saya ,
sudah selesai kah ? . huffh tensi saya melonjak naikkk .. lantai yg penuh bedak itu dia guyur
dengan air .. ada jejak jejak kaki kecil dari ruang tamu di mana bedak tadi di
tabur kearah kamar mandi , sepertinya tidak hanya satu atau dua gayung. tanpa
banyak tanya, saya langsung menggendong dia dan mengunci nya di kamar mandi .. dia
meronta minta maaf, tapi saya tak menggubris karena sudah di kuasai sifat setan
(emosi).. setelah beberapa saat dia menangis, saya buka pintu kamar mandi dan
dia langsung memeluk saya " aku minta maaf , bunda , aku janji , aku janji
.. " saya balik memeluk nya, saya menyesal , rasanya sakit sekali ..saya merasa
sudah sangat kasar pada buah hati saya. menjelang tidur siang.. saya peluk dia dan saya bertanya “nak, kenapa tadi
mainin bedak dan air “ ? dan apa jawaban nya " kindi minta maaf
bunda , kindi mandiin rumah supaya
bersih ,, kan bunda juga suka mandiin kindi supaya bersih " ...(saya peluk
dia dengan rasa sesak , lalu saya berbisik, maaf bunda tadi sudah kasar
sama kindi, apa kindi memaafkan bunda?” mata bening nya menatap saya dan dia
mengangguk kecil .. lalu dia pun terlelap dalam pelukan saya ..
Ya Alloh .. hamba gelap mata,hingga melukai perasaan
mutiara hati hamba yang ingin berbuat baik dengan versi nya,seharusnya
pertanyaan nya saya ajukan dari awal..hingga saya tak akan semarah itu..saya
menyesal , seharusnya rasa bangga saya memiliki anak yang cerdas dan aktif
seperti alkindi saya tunjukan dengan sungguh sungguh mengasuh nya dengan baik dan
sabar, saya sangat menyesal, saya telah merusak milyaran sel otak anak saya dengan bentakan dan perbuatan
kasar. dengan kejadian itu saya lebih membulatkan hati untuk senantiasa berhati
hati dan lebih banyak belajar mengendalikan diri , saya harus lebih banyak
belajar bersabar menyikapi tingkah kindi yang semakin hari semakin “hebat” Alhamdulillah.
kemarin baru saya
dapati dia sedang merobek hiasan dinding yang entah bagaimana dia menurunkannya
dari dinding. Tanpa emosi saya Tanya “nak kenapa di sobek” dia bilang “ kindi
Cuma mau tau , di dalam itu isi nya apa bunda “
… dan akhir nya saya beri
pengertian, di dalam itu isi nya kosong.. tak perlu di sobek , di lihat saja
dari depan . indah kan
? “ dia belum mengerti saya rasa, karena dari mata nya masih menyimpan sejuta tanya,
dan pastinya akan banyak hal terjadi
lagi nanti.
February 2013
By Moolida.