Tuesday, December 9, 2014

MAAF NAK...BUNDA SUDAH KASAR

Sunguh menjadi seorang ibu adalah masa untuk terus belajar dan bersabar, mengasuh buah hati tidak hanya cukup dengan cinta dan memenuhi kebutuhan materi semata,terlebih usia dini yang mana mereka belum mampu mengutarakan dan mengekpresikan keinginan dan perasaan mereka sebagaimana orang dewasa.namun mereka penuh dengan imajinasi yang kita perlu ilmu dan ektra sabar untuk memahami nya. dalam keseharian perkembangan anak, tak jarang ibu mengedepankan emosi dari pada empati.

Seperti hal nya yang terjadi pada saya. Al kindi anak saya saat ini berusia hampir empat tahun,dia termasuk anak aktif,rasa ingin tahu nya besar,energi nya luar biasa besar, bila di ingat ingat, duduk diam nya kindi jika sedang tidur dan sakit saja.selebihnya memang benar - benar menguras tenaga saya sebagai ibu nya dan saya sangat bersyukur di karuniai mutiara hati seperti kindi.namun kadang  tidak selalu berjalan baik sesuai dengan gambaran pengasuhan ideal, seperti pada suatu hari kindi saya dapati sedang menabur kan bedak talk nya ke lantai dan kasur, hingga lantai putih dan licin. kacau..! habis lah bedak talk nya yang baru saja saya beli ... saya dengan kondisi lelah segera terpancing emosi .. tanpa pikir panjang ,saya ambil sapu dan dengan nada tinggi, bersihkan ..!! mata bening itu pun terlihat takut melihat reaksi ku atas perbuatan nya.. lalu tangan kecil nya meraih tubuh saya " bunda.... aku minta maaaf, aku janji , aku janji .. " saya bilang "bunda akan maafkan kindi kalo kindi mau bantu bunda menyapu lantai yg kotor ini " dia masih dengan isak nya "ia bunda .. ia " dengan cepat dia meraih sapu yg besar dan terlihat sangat berusaha mengendalikan sapu yang lebih tinggi dari tubuh nya ... " tak tega hati ini menyaksikan nya , tapi fikir saya biarlah dia tahu dan belajar bertanggung jawab atas perbuatan nya ... sementara kindi memberseihkan lantai yang penuh bedak itu .. (meski saya sangat yakin tak akan sesuai dengan harapan, malah tambah berantakan )

saya memtusukan untuk melanjutkan pekerjaan rumah  yg sempat tertunda karena praktek bedak tsb.. setelah beberapa saat, saya kefikiran juga untuk memeriksa kembali anak saya , sudah selesai kah ? . huffh tensi saya melonjak  naikkk .. lantai yg penuh bedak itu dia guyur dengan air .. ada jejak jejak kaki kecil dari ruang tamu di mana bedak tadi di tabur kearah kamar mandi , sepertinya tidak hanya satu atau dua gayung. tanpa banyak tanya, saya langsung menggendong dia dan mengunci nya di kamar mandi .. dia meronta minta maaf, tapi saya tak menggubris karena sudah di kuasai sifat setan (emosi).. setelah beberapa saat dia menangis, saya buka pintu kamar mandi dan dia langsung memeluk saya " aku minta maaf , bunda , aku janji , aku janji .. " saya balik memeluk nya, saya menyesal , rasanya sakit sekali ..saya merasa sudah sangat kasar pada buah hati saya. menjelang tidur siang.. saya  peluk dia dan saya bertanya “nak, kenapa tadi mainin bedak dan air “  ?  dan apa jawaban nya " kindi minta maaf bunda  , kindi mandiin rumah supaya bersih ,, kan bunda juga suka mandiin kindi supaya bersih " ...(saya peluk dia dengan  rasa sesak , lalu  saya berbisik, maaf bunda tadi sudah kasar sama kindi, apa kindi memaafkan bunda?” mata bening nya menatap saya dan dia mengangguk kecil .. lalu dia pun terlelap dalam pelukan saya ..


Ya Alloh .. hamba gelap mata,hingga melukai perasaan mutiara hati hamba yang ingin berbuat baik dengan versi nya,seharusnya pertanyaan nya saya ajukan dari awal..hingga saya tak akan semarah itu..saya menyesal , seharusnya rasa bangga saya memiliki anak yang cerdas dan aktif seperti alkindi saya tunjukan dengan  sungguh sungguh mengasuh nya dengan baik dan sabar, saya sangat menyesal, saya telah merusak milyaran sel  otak anak saya dengan bentakan dan perbuatan kasar. dengan kejadian itu saya lebih membulatkan hati untuk senantiasa berhati hati dan lebih banyak belajar mengendalikan diri , saya harus lebih banyak belajar bersabar menyikapi tingkah kindi yang semakin hari semakin “hebat”  Alhamdulillah.

 kemarin baru saya dapati dia sedang merobek hiasan dinding yang entah bagaimana dia menurunkannya dari dinding. Tanpa emosi saya Tanya “nak kenapa di sobek” dia bilang “ kindi Cuma mau tau , di dalam itu isi nya apa bunda “   dan akhir nya saya beri pengertian, di dalam itu isi nya kosong.. tak perlu di sobek , di lihat saja dari depan . indah kan ? “ dia belum mengerti saya rasa, karena dari mata nya masih menyimpan sejuta tanya, dan pastinya akan banyak hal terjadi  lagi nanti. 



February  2013

By Moolida.

No comments:

Post a Comment