Thursday, January 8, 2015

WISMA BIRU

Sampai juga nur di ci anten,kota kecil di daerah bogor yang terkenal dengan produksi Teh nya , nur tepat berada di depan gerbang sebuah bangunan yang begitu luas, beberapa meter sebelum masuk  gerbang ada tugu yang bertuliskan “wisma biru” tempat yang begitu asri…di sini lah kelak aku  tinggal ”  nur membtahin dalam hati.  Nur bergegas menghampiri pos security berharap mendapat kan informasi di mana dia bisa bertemu dengan Pak Dharma pimpinan asrama “wisma biru”, nama tsb  tertera di dalam surat panggilan kerja setelah beberapa  kali interview di kota asal nur Cikarang, nur di nyatakan di terima bekerja di pabrik Teh sebagai pengawas operator produksi, itu  hasil rekomendasi dari paman Iwan , sepupu jauh  Ibu yg telah menjadi  manajer  pemasaran di perusahaan  yg sama. Nur di persilahkan masuk oleh security setelah salah seorang nya memeriksa bahwa nama Nuraeni Sutisna ada di dalam daftar penerimaan karyawan baru. 

Ternyata wisma biru tak hanya Asri dari luar, setelah nur masuk dan berjalan menyusuri koridor menuju ke sebuah ruangan yang di tunjukan oleh security di luar tadi..sepanjang koridor tertata berbagai jenis bunga dan tentu saja pohon pinus..seperti di sepanjang jalan yg di lalui nur tadi untuk sampai ke tempat indah ini. nur begitu menikmati suasana di wisma biru ini.bangunan nya dominan berwarna biru,atap nya biru, kanopi yang menaungi sepanjang koridor juga biru, ada tiga lantai, masing masing lantai terbagi 4 ruangan,lantai yang paling atas di gunakan sebagai tempat menjemur pakaian. di depan masing –masing ruangan ada teras dan di sana terdapat kursi panjang yang sepertinya terbuat dari kayu jati. Di muka bangunan terdapat taman yang begitu luas dan terdapat kolam ikan yg tak kalah besar,sebelah  kanannya terdapat sungai kecil yang semakin menambah keindahan wisma biru.. Hm aku jadi teringat adik ku ilma coba ya Teh kita punya kolam renang,atau rumah kita dekat dengan sungai bersih, neng pasti akan rajin mandi gak usah harus di suruh ibu” begitu khayalan adik ku, amin  jawab ku dengan santai .  ”. hmmm …aku pasti akan betah tinggal di sini bathin nur, sangat jauh berbeda dengan kondisi di kota ku, di sana begitu panas, sebagian besar sudah jadi bangunan metropolis dan pabrik-pabrik. tak lama nur sampai di sebuah ruangan yang begitu rapi dan sejuk, ruangan itu terletak sisi lapangan. ternyata di dalam ruangan itu sudah ada 4 orang yang sepertinya memang karyawan baru juga seperti nur. Setelah nur memperkanlkan diri, nur di perisilahkan masuk oleh seorang laki-laki yang usianya sekitar 40 tahunan, silahkan masuk, kami belum mulai kok , ujar seorang laki-laki tersebut, oh ini pak Dharma pimpinan asrama “wisma biru ‘ bathin nur, nur mengetahuinya dari papan  nama yang di ukir dari kayu yang berada di meja nya. Setelah pak Dharma mengucapkan selamat datang dan  memeprkenalkan diri, Nur dan ke empat orang tadi langsung di beri pengarahan, oleh pak Dharma , peraturan apa saja yang di terapkan selama tinggal di wisma biru  pun tak luput dari bahasan nya. “wisma biru di bangun tahun 1996, untuk, memfasilitasi karyawan PT Djaya abadi, agar para karyawan dekat dengan  pabrik di mana mereka bekerja, rata-rata di sini semua single lho,karyawan yang sudah menikah memang tidak di anjurkan untuk tinggal di wisma biru ini.. dan yang berhak tinggal di sini ini adalah hanya karyawan , buruh yang setiap hari memetik teh itu tidak mendapatkan fasilitas ini,kalian berlima akan berada dalam satu kamar, ada dua orang pengawas wisma biru yang kita sebut ibu wisma, mereka bertugas mengontrol penghuni dan bisa di jadikan pengganti ibu kalian di rumah, dan Ibu wisma kalian adalah Ibu Laila   .nanti Ibu Laila yang akan lebih menjelaskan lagi . oh ya satu lagi …tidak di perbolehkan membawa teman terlebih laki-laki ke kamar kalian , akan ada sanksi kalo melanggar…  pak Dharma menjelaskan panjang lebar,  

Setelah selesai , pak Dharma memerintakan ke pada seorang wanita ( sebaya dengan ibu nur), untuk mengantar nur dan ke empat kawan baru nya ke kamar yang di maksud pimpinan asrama,  wanita tadi langsung memperkenalkan diri sebagai Ibu Wisma , Ibu Laila. Ayo semua tas nya di bawa, dan ikut Ibu.. ibu wisma itu berkata dengan ramah, dan aura ke ibuan nya tertangkap jelas, tak salah Ibu laila di jadikan Ibu wisma bathin nur ..
nur dan ke empat kawan nya segera  berjalan mengikuti ibu laila , sasampainya di kamar yg terletak di lantai dua  , nur dan yang lain di persilahkan masuk, di sana terdapat 5 buah tempat tidur , lima buah lemari , satu dapur dan dua kamar mandi , tv, telpon, lampu baca lengkap terdapat di kamar ini,  .. nur dan yang lainnya di berikan masing- masing satu kunci lemari untuk barang-barang pribadi,tanpa banyak bicara nur dan yg lain memilih sebelah mana tempat istirahat yg menurut mereka nyaman, nur memilih tempat tidur yang dekat dengan jendela yang langsung menghadapa ke taman, setelah nur dan ke empat kawan baru nya selesai membereskan barang-barang pribadi mereka,  nah , sekarang kalian ngobrol-ngobrol dulu, karena sekarang kalian itu teman bahkan bisa jadi seperti saudara, ibu tinggal dulu, kalo ada apa – apa , telpon ruangan  ibu di no 4112 , kalo mau datang juga tak apa – apa, ruangan  ibu ada di ujung lapangan di samping ruangan nya pak Dharma tadi,   ibu laila menjelaskan sambil tetap dengan raut yg ramah..setelah ibu laila meninggalkan mereka berlima, nur langsung berinisiatif memperkanlkan diri, lalu di ikuti dengan yang lain,  ningsih, ayu,wati   dan terakhir,  satu orang teman  diantara ke empat teman baru itu ada  yang menarik perhatian nur ,  dia  memperhatikan dari ruangan pak Dharma sampai masuk ke ruangan yang akan menjadi  ruang pribadi nur dan kempat kawannya , dia terlihat hanya diam , senyum dan menganngguk bila di Tanya,  dia seperti tak memiliki kepercayaan diri .. wajah nya selalu di tundukan, pdahal kalo di perhatikan , wajah nya sangat ayu , teman baru itu  selalu ragu-ragu untuk tersenyum.. dialah RAHMA.

Sudah dalam hitungan bulan nur menghuni wisma biru, dan semenjak itu pula nur tak pulang ke kampung halaman.bukan nya nur tak kangen sama ibu dan adik-adik,, hanya saja nur harus prihatin, yang nur kirim kan hanya wesel untuk biaya sekolah adik nur, ilma dan teguh yg sekarang sudah kelas 3 SMP serta  kabar bahwa nur dalam keadaan baik-baik saja.begitu pula teman teman yg lain nya.. hanya rahma yang terlihat sering pulang , kalo tidak salah rahma pulang setiap minggu..  rumah saya dekat kok , hanya perlu dua jam, sudah sampai, kasian ibu  sedang sakit ..  “ begitu penjelasan rahma jika nur dan teman yg lainnya bertanya.. memang rahma berasal dari kota bogor, satu kota dengan tempat di mana dia bekerja saat ini, yang lainnya dari jogja dan bahkan wati dari jember . mereka bertiga masih kerabatan sehingga bagi mereka sudah tak asing lagi , mungkin itu lah yang membuat  nur cenderung dekat dengan rahma. Mereka sama sama orang baru di kamar itu. 

Setiap hari nur dan ke empat kawan nya, juga para karyawan lain yang tinggal di wisma biru  berangkat ke pabrik dengan berjalan kaki, karena hanya sekitar beberapa ratus meter dari wisma biru, nur dan ke empat kawannya sama ,posisi karir nya di pabrik  sebagai perngawas operator produksi , biasa nya sepulang dari bekerja nur dan kawan-kawan akan saling bercerita pengalaman masing-masing di tempat kerja .. itu yang membuat nur dan kawan –kawannya semakin merasa dekat … apalagi dengan ke hebohan cerita  wati yang sering membuat nur dan kawan-kawan nya tertawa geli .. Rahma sudah mulai terlihat berani bicara dan tak segan segan lagi terlebih pada nur....

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, wati  , ayu, ningsih sudah terlihat lelap , hanya nur yang masih terjaga , kok rahma jam segini belum nyampe ya besok pagi kan dia harus kerja ..  bathin nur sambil berusaha memejamkan mata, tak bisa juga, akhir nya nur mengambil buku yan terletak di rak samping tempat tidur nya, karya seorang novelis terkenal , habiburrahman El shirazy “ ketika Cinta bertasbih” sebetulnya buku itu sudah nur baca 2 kali, tapi karena nur berusaha mengalihkan konsentrasi , akhir nya  nur sampai juga ke halaman yg ke 100 , tak lama nur mendengar suara pintu di ketuk dengan pelan, ah !  itu pasti rahma,  pekik nur sambil meghampiri pintu, dan setelah di buka ternyata benar,, kok baru nyampe ma, emang dari rumah jam berapa ? aku khawatir ..tahu gak .ungkap nur dengan nada khawtir,.  dari rumah jam 7 malam, hanya saja macet,   jawab rahma dengan nada terdengar lesu dan rautnya terlihat capek sekali. Tak lama nur mengunci pintu kembali dan hendak melanjutkan tidur , karena malam sudah sangat tua.. rahma tak menyadari sebetulnya nur masih terjaga, ketika dia hendak mengganti baju nya nur melihat samar-samar di punggung rahma terlihat luka memar-memar dan seperti tergores gores, sepertinya sakiiit sekali … nur kaget dan langsung bangun dari tempat tidur nya  astagfirulloh … ma , kamu kenapa ?  sadar temannya belum tidur, rahma lari ke kamar mandi ,,setelah beberapa lama  rahma di dalam kamar mandi, akhir nya rahma  keluar, nur tentu saja masih penasaran, nur tak segera tidur, nur ingin tahu apa yag sebenarnya terjadi, nur menanyai nya kembali.. tapi ..jawaban rahma , tadi aku jatuh nur, sudah ah aku capek, besok aja cerita nya ya .. “  rahma beranjak ke tempat tidur nya dan menutupi seluruh tubuh nya termasuk muka nya dengan selimut. Tak meladeni nur yang begitu penasaran. 

Ke esokan hari nya ketika nur hendak bertanya apa yg sebenarnya terjadi , rahma terus menghindar , seolah tak ingin peristiwa yang di alaminya di ketahui nur. Semenjak kejadian malam itu , rahma terlihat begitu berbeda, murung .  ma, katakan kepada ku apa yg terjadi, mungkin dengan bercerita kamu bisa mengurangi beban mu ,  hal ini nur sampaikan kepada rahma saat mereka sedang berdua di teras kamar .. tanpa sepengetahuan ayu , ningsih dan wati, namun jawaban rahma tetap seperti sebelumnya,..tidak terjadi apa-apa,sehingga nur pun tak lagi mengungkit-ngungkit masalah itu.. karena nur fikir biar lah rahma menyelesaikan sendiri. Sehingga setelah beberapa lama nur pun benar-benar  lupa dengan hal itu .

Malam itu ayu dan ningsih pamit , hendak menginap di rumah Rosita, rosita adalah  salah satu karyawan PT Djaya Abdi juga , hanya saja dia tidak tinggal di wisma biru karena rumah nya hanya berjarak satu kilo dari pabrik. Kebetulan besok adalah hari minggu , jadi  Hanya tinggal nur, wati dan rahma saja. Kamar terasa sepi ya tanpa ayu dan ningsih, nur udah belum ngaji nya? , aku mau nonton tv nih .. , wati berkata sambil memeluk bantal guling nya terlihat bosan sekali  .. nur hanya tersenyum   “ ya sudah ,, silahkan di nyalakan , asal jangan keras-keras , aku mau baca ‘’  sahut nur  sambil menutup mushaf saku nya lalu mengambil sebuah buku  bersampul kuning karangan seorang ulama besar yang sangat nur sukai La Tahzan . rahma belum selesai di kamar mandi nur ?  iya tuh. Kayak nya dari tadi deh , percakapan nur dan wati tentang rahma hanya di situ, setelah itu nur dan wati  asik dengan masing-masing kesibukan mereka, kamar mandi terletak agak jauh dari kamar tidur, terhalang lemari  dan ruang  dapur .. namun tak lama nur seperti mendengar suara tangis  bayi, dan ternyata bukan hanya nur, wati pun mendengar ,, dapur !! kamar  mandi !!! wati terperanjat ..menunjukan bahwa asal suara dari dapur atau kamar mandi .. ketika nur dan wati sudah semakin jelas bahwa suara bayi tersebut berasal dari kamr mandi, dan mereka tahu bahwa yg di kamar mandi adalah rahma .. wati memanggil – mangil rahma  ma, rahma buka pintu nya ,, ayo ma ..  nur panik sekali dan langsung lari ke  ruangan   ibu laila ,, tak ingat  bahwa ada pesawat telpon untuk bisa menghubungi ibu laila di ruangan nya .. 

Sementara wati terus menggedor pintu , sambil terus memanggil rahma .. tak lama nur datang dengan ibu laila dan pak junaedi salah satu  security wisma biru  ..  ma .. tolong buka pintu nya ini ibu .. ayo sayang , bayi nya kasian tuh nangis terus …ayo sayang ..buka pintu nya  ..  cara ibu laila tak berhasil ,  pak dobrak saja pintu nya  ibu laila memerintahkan pak junaedi untuk mendobrak pintu.. tak lama pintu berhasil di buka ,, nur, wati  dan ibu laila berhambur masuk ke dalam kamar mandi ,, di sana terlihat rahma dengan pucat berdiri memeluk bayi yg masih penuh darah … darah di mana-mana ,memenuhi seluruh lantai kamar mandi..dan di samping kaki rahma teronggok seperti gumpalan darah dan daging yang ternyata itu adalah ari-ari nya .. hampir saja nur pingsan menyaksikan itu.. kemarikan bayi nya nak, biar ibu yang urus , sini sayang tak apa – apa ..  ibu laila dengan hati-hati dan  mengendap-negndap menghampiri rahma dengan berusaha tidak panik  , khawatir rahma berbuat nekad. Ibu laila langsung merebut bayi merah itu dari rahma, namun rahma tak berbuat apa-apa mungkin sudah tidak bertenaga atau memang bingung , hanya rahma terlihat menitik kan air mata, lalu setelah itu jatuh pingsan. 

Sementara rahma di bawa ke rumah sakit Asy sifa, rumah sakit yang terletak sekitar 1 kilo dari wisma biru , nur dan wati di mintai keterangan oleh pak Dharma .. yg langsung malam itu juga di telpon oleh ibu laila.. kami tak pernah tahu apa yg terjadi dengan rahma pak, perubahan fisik nya pun tak begritu mencolok, Karena memang rahma agak sedikit gemuk , jadi kami tidak tahu kalo selama ini rahma memag mengandung bayi” keterangan nur membuat pak Dharma terdiam ..lalu berkata ya sudah , sekarang kalian kembali ke  kamar, besok kita lanjutkan.  

Menurut ibu laila , kondisi rahma terguncang .. namun sampai saat ini , setelah satu minggu di rawat di rumah sakit belum ada sanak keluarga yang menjenguk, yg berhasil di hubungi yaitu ayah dan ibu nya , hanya berpesan menitipkan saja rahma pada pihak wisma biru, dan kalo bayi nya ada yang mau , silahkan di ambil saja.  nur menitik kan air mata mengingat nasib rahma yg begitu malangnya  , sampai keluarga pun membuangnya ,tak mau menjenguk rahma , padahal hanya cukup beberapa jam saja dari rumah orang tua nya.. rencananya pak Dharma mau mengangkat bayi rahma ..dan itu sudah di setujui pihak keluarga rahma juga rahma.. karena pak Dharma sendiri belum memiliki keturunan.. ibu memohon…, demi kebaikan semuanya  terutama bagi rahma dan bayi nya ,, peristiwa ini hanya kita yang tahu .. dan pak junaedi security yang membantu membawa rahma ke rumah sakit waktu itu..ibu yakin kalian mengerti dengan masksud  ibu..sampai rahma pulih dan bisa memberikan keterangan siapa sebetulnya yg harus bertanggung jawab atas anak yang di lahir kannya.   Begitu permintaan ibu laila.

Dua minggu sudah peristiwa itu terjadi.. nur dan wati memang tak mengatakan hal ini kepada siapa pun juga termasuk kepada ayu dan ningsih, cukup perisitiwa ini jadi masa lalu suram untuk rahma dan pelajaran berharga untuk  nur juga wati ..
Rahma akhir nya kembali bekerja , setelah nur berusaha meyakinkan bahwa rahma tidak di keluarkan oleh perusahaan , karena rahma bisa menunjukan surat keterangan di rawat di RS. Dan itu artinya satu orang lagi yg mengetahui peristiwa yg telah terjadi pada rahma, yaitu pihak personalia .. dan nur pun bisa meyakinkan rahma bahwa tidak ada yang mengetahui peristiwa ini selain nur, rahma ibu laila dan pak junaedi.
Nur dan wati tak ingin rahma mengingat peristiwa itu, kerena setiap kali rahma di Tanya ibu laila, rahma akan terlihat bingung, shock dan bahkan  bisa berhari-hari tak bicara ..akhir nya nur dan wati selalu mengalihkan  pertanyaan ayu dan ningsih , kemana saja rahma selama dua minggu ini ..wati dengan sekena nya membantu rahma menjawab .. cuti .. tanpa memperdulikan raut muka ayu dan ningsih yang keheranan..kok lama sekali cuti nya .. ??  iya gitu deh….!  jawab wati dengan cuek nya.

Tilawah nur terhenti  saat telpon berdering malam itu  .. bergegas ayu mengangkat telpon tsb, karena memang tempat tidur ayu lah yang paling dekat dengan pesawat telpon.. ada semua bu, biasa bu, ada yg lagi baca, nonton, bahkan ada yg lagi makan bu “ nur menebak itu dari ibu laila .. kemana bu?!!!!  Ke rumah sakit ?!!! oh iya bu??!!!  ,apaaaaa…. Buuuuu !!!??. wati dengan nada penasaran , ada apa yu ?  … kita di minta datang ke rumah sakit sekarang ,, semuanya ..  jawab ayu dengan nada parau dan matanya berkaca-kaca .. nur menutup dan menyimpan mushaf nya ,, lalu mengahampiri ayu yg terlihat shock . tak lama datang ningsih dari dapur … semua nya bergantian menanyai ayu yg terguncang ..  rahma, nur ,, rahmaaaa ,, di rumah sakit .. kecelakaan .. terseret kereta ketika hendak kembali ke sini,,  Ya Alloh … mata nur  panas dan lalu lemas .. ke empat sahabat itu saling memeluk satu sama lain, tak lama ibu laila datang …  ayo nak ,, kita ke RS, pak Dharma sudah menunggu di gerbang . .. takut kemalaman.
Nur tak sempat ganti jilbab atau pakaian , begitu pun ayu wati dan ningsih semua serba seadanya. Sampai  di RS mereka berempat malah langsung di arahkan ke suatu ruangan yang bertuliskan kamar jenazah …oleh  pak Dharma .. ayu menjerit karena tak menyangka rahma ternyata sudah berada di kamar jenazah ..meninggal,  pak Dharma sengaja tak memberi tahu terlebih dahulu kepada nur ayu ninghsih dan wati.. wati begitu pucat dan ningsih memapah nya ke sudut ruangan yg sudah tersedia kursi di sana … setelah beberapa saat ..pak .. kami ingin melihat nya untuk terakhir kali nya pak ..  suara nur parau .. memohon ke pada pak Dharma .. akhir nya dengan hati – hati Pak Dharma membuka kain kafan rahma yg sudah terikat, istri Pak dharma menitikkan air mata sambil memeluk Yasmin, darah daging rahma yang usia nya sudah hampr 5 bulan. saat wajah itu terbuka, di wajah rahma  nampak sedikit jahitan, kepalanya  di bungkus plastik hitam.. terlihat darah sedikit  merembes dari sana..wajahnya menyiratkan kesakitan yang amat sangat..sehingga jadi terlihat keunguan..nur sebetulnya tak kuat lagi berdiri, hanya nur ingin mencium pipi rahma sebagai tanda persaudaraan seperti yg mereka sering lakukan jika bertemu atau akan berpisah .. nur  menghampiri istri Pak dharma boleh saya gendong sebentar ibu ??  pinta nur sambil membuka kedua tangannya untuk menggendong bayi manis itu..  istri pak dharma meminta persetujuan pak dharma dengan isyarat mata, pak dharma mengisyaratkan iya, lalu istri pak dharma menyerahkan bayi itu ke nur, nur menghampiri  jenazah rahma, membungkuk ,mendekatkan bibirnya ke telinga rahma ma.. semoga kita bertemu di syurga Nya Kelak, ini yasmin darah daging mu .. dia yang akan meneruskan sejarah hidup mu ma, lihat ..! mirip sekali dengan mu !   ..  bisik nur dengan nada parau , lalu nur mencium pipi rahma untuk terkahir kali nya, saat itu air mata nur rasa nya sudah kering, karena sudah menangis sejak  dari wisma biru tadi..  .. ya Alloh.. apa yang engkau kehendaki atas peristiwa ini.. nur membathin dalam hati. Begitu tragis nasib yang engkau takdirkan kepada Rahma..

Bus Giri Indah yang nur tumpangi menuju kota cikarang semakin jauh meninggalkan Wisma Biru .. Nur tak ingin selalu mengingat cerita sedih  Rahma, dan tak ingin pula nur mengetahui laki-laki bejat yang telah menanam benih di janin rahma..”nur, apa semua ini sudah di fikirkan, kita sudah kehilangan rahma, apa kami juga harus kehilangan kamu nur..dalam keadaan seperti sekarang ini,?? ..   wati  dengan nada sedih sambil membantu nur mengepak barang – barang nur.. “aku tahu wat, sulit bagi ku meninggalakan wisma biru setelah 6 tahun kita bersama-sama , sejuk nya pasti aku rindukan wat, tapi mungkin ini saat nya aku harus pergi,maaf kan aku karena waktu nya tidak tepat., bagi ku rahma adalah wanita yg baik.. teman yg baik, teman yang manis.  Nur  menangis sambil memeluk wati.. aku pergi wat , sampaikan salam ku pada ayu dan ningsih, aku tak sempat berpamitan pada mereka . Nur memutuskan untuk meninggalkan wisma biru, kembali ke kota asal nur dan mengajar taman kanak kanak sesuai cita cita nya dulu ..
Tak terasa bus sudah berada di jalur  tol menuju cikarang, selamat tinggal Rahma .. semoga Engkau mendapat tempat istimewa di sisi Alloh ...  


 April 2004  


 By Moolida ( Untuk sahabt ku, semoga Kita bertemu di syurga Nya .. amin )

No comments:

Post a Comment