Sampai juga nur di ci anten,kota kecil di daerah bogor yang terkenal dengan
produksi Teh nya , nur tepat berada di depan gerbang sebuah bangunan yang
begitu luas, beberapa meter sebelum masuk gerbang ada tugu yang
bertuliskan “wisma biru” tempat yang begitu asri…di sini lah kelak aku
tinggal ” nur membtahin dalam hati. Nur bergegas menghampiri pos
security berharap mendapat kan informasi di mana dia bisa bertemu dengan Pak
Dharma pimpinan asrama “wisma biru”, nama tsb tertera di dalam surat
panggilan kerja setelah beberapa kali interview di kota asal nur
Cikarang, nur di nyatakan di terima bekerja di pabrik Teh sebagai pengawas
operator produksi, itu hasil rekomendasi dari paman Iwan , sepupu
jauh Ibu yg telah menjadi manajer pemasaran di
perusahaan yg sama. Nur di persilahkan masuk oleh security setelah salah
seorang nya memeriksa bahwa nama Nuraeni Sutisna ada di dalam daftar penerimaan
karyawan baru.
Ternyata wisma biru tak hanya Asri dari luar,
setelah nur masuk dan berjalan menyusuri koridor menuju ke sebuah ruangan yang
di tunjukan oleh security di luar tadi..sepanjang koridor tertata berbagai
jenis bunga dan tentu saja pohon pinus..seperti di sepanjang jalan yg di lalui
nur tadi untuk sampai ke tempat indah ini. nur begitu menikmati suasana di
wisma biru ini.bangunan nya dominan berwarna biru,atap nya biru, kanopi yang
menaungi sepanjang koridor juga biru, ada tiga lantai, masing masing lantai
terbagi 4 ruangan,lantai yang paling atas di gunakan sebagai tempat menjemur
pakaian. di depan masing –masing ruangan ada teras dan di sana terdapat kursi
panjang yang sepertinya terbuat dari kayu jati. Di muka bangunan terdapat taman
yang begitu luas dan terdapat kolam ikan yg tak kalah besar,sebelah
kanannya terdapat sungai kecil yang semakin menambah keindahan wisma biru.. Hm
aku jadi teringat adik ku ilma coba ya Teh kita punya kolam renang,atau rumah
kita dekat dengan sungai bersih, neng pasti akan rajin mandi gak usah harus di
suruh ibu” begitu khayalan adik ku, amin jawab ku dengan santai . ”.
hmmm …aku pasti akan betah tinggal di sini bathin nur, sangat jauh berbeda
dengan kondisi di kota ku, di sana begitu panas, sebagian besar sudah jadi
bangunan metropolis dan pabrik-pabrik. tak lama nur sampai di sebuah ruangan
yang begitu rapi dan sejuk, ruangan itu terletak sisi lapangan. ternyata di
dalam ruangan itu sudah ada 4 orang yang sepertinya memang karyawan baru juga
seperti nur. Setelah nur memperkanlkan diri, nur di perisilahkan masuk oleh seorang
laki-laki yang usianya sekitar 40 tahunan, silahkan masuk, kami belum mulai kok
, ujar seorang laki-laki tersebut, oh ini pak Dharma pimpinan asrama “wisma
biru ‘ bathin nur, nur mengetahuinya dari papan nama yang di ukir dari
kayu yang berada di meja nya. Setelah pak Dharma mengucapkan selamat datang
dan memeprkenalkan diri, Nur dan ke empat orang tadi langsung di beri
pengarahan, oleh pak Dharma , peraturan apa saja yang di terapkan selama
tinggal di wisma biru pun tak luput dari bahasan nya. “wisma biru di
bangun tahun 1996, untuk, memfasilitasi karyawan PT Djaya abadi, agar para
karyawan dekat dengan pabrik di mana mereka bekerja, rata-rata di sini
semua single lho,karyawan yang sudah menikah memang tidak di anjurkan untuk
tinggal di wisma biru ini.. dan yang berhak tinggal di sini ini adalah hanya
karyawan , buruh yang setiap hari memetik teh itu tidak mendapatkan fasilitas
ini,kalian berlima akan berada dalam satu kamar, ada dua orang pengawas wisma
biru yang kita sebut ibu wisma, mereka bertugas mengontrol penghuni dan bisa di
jadikan pengganti ibu kalian di rumah, dan Ibu wisma kalian adalah Ibu
Laila .nanti Ibu Laila yang akan lebih menjelaskan lagi . oh ya
satu lagi …tidak di perbolehkan membawa teman terlebih laki-laki ke kamar
kalian , akan ada sanksi kalo melanggar… pak Dharma menjelaskan panjang
lebar,
Setelah selesai , pak Dharma memerintakan ke
pada seorang wanita ( sebaya dengan ibu nur), untuk mengantar nur dan ke empat
kawan baru nya ke kamar yang di maksud pimpinan asrama, wanita tadi
langsung memperkenalkan diri sebagai Ibu Wisma , Ibu Laila. Ayo semua tas nya
di bawa, dan ikut Ibu.. ibu wisma itu berkata dengan ramah, dan aura ke ibuan
nya tertangkap jelas, tak salah Ibu laila di jadikan Ibu wisma bathin nur ..
nur
dan ke empat kawan nya segera berjalan mengikuti ibu laila , sasampainya
di kamar yg terletak di lantai dua , nur dan yang lain di persilahkan
masuk, di sana terdapat 5 buah tempat tidur , lima buah lemari , satu dapur dan
dua kamar mandi , tv, telpon, lampu baca lengkap terdapat di kamar ini,
.. nur dan yang lainnya di berikan masing- masing satu kunci lemari untuk
barang-barang pribadi,tanpa banyak bicara nur dan yg lain memilih sebelah mana
tempat istirahat yg menurut mereka nyaman, nur memilih tempat tidur yang dekat
dengan jendela yang langsung menghadapa ke taman, setelah nur dan ke empat
kawan baru nya selesai membereskan barang-barang pribadi mereka, nah ,
sekarang kalian ngobrol-ngobrol dulu, karena sekarang kalian itu teman bahkan
bisa jadi seperti saudara, ibu tinggal dulu, kalo ada apa – apa , telpon
ruangan ibu di no 4112 , kalo mau datang juga tak apa – apa,
ruangan ibu ada di ujung lapangan di samping ruangan nya pak Dharma tadi,
ibu laila menjelaskan sambil tetap dengan raut yg ramah..setelah
ibu laila meninggalkan mereka berlima, nur langsung berinisiatif memperkanlkan
diri, lalu di ikuti dengan yang lain, ningsih, ayu,wati dan
terakhir, satu orang teman diantara ke empat teman baru itu
ada yang menarik perhatian nur , dia memperhatikan dari
ruangan pak Dharma sampai masuk ke ruangan yang akan menjadi ruang
pribadi nur dan kempat kawannya , dia terlihat hanya diam , senyum dan
menganngguk bila di Tanya, dia seperti tak memiliki kepercayaan diri ..
wajah nya selalu di tundukan, pdahal kalo di perhatikan , wajah nya sangat ayu
, teman baru itu selalu ragu-ragu untuk tersenyum.. dialah RAHMA.
Sudah
dalam hitungan bulan nur menghuni wisma biru, dan semenjak itu pula nur tak
pulang ke kampung halaman.bukan nya nur tak kangen sama ibu dan adik-adik,,
hanya saja nur harus prihatin, yang nur kirim kan hanya wesel untuk biaya
sekolah adik nur, ilma dan teguh yg sekarang sudah kelas 3 SMP serta
kabar bahwa nur dalam keadaan baik-baik saja.begitu pula teman teman yg lain nya..
hanya rahma yang terlihat sering pulang , kalo tidak salah rahma pulang setiap
minggu.. rumah saya dekat kok , hanya perlu dua jam, sudah sampai, kasian
ibu sedang sakit .. “ begitu penjelasan rahma jika nur dan teman yg
lainnya bertanya.. memang rahma berasal dari kota bogor, satu kota dengan
tempat di mana dia bekerja saat ini, yang lainnya dari jogja dan bahkan wati
dari jember . mereka bertiga masih kerabatan sehingga bagi mereka sudah tak
asing lagi , mungkin itu lah yang membuat nur cenderung dekat dengan
rahma. Mereka sama sama orang baru di kamar itu.
Setiap
hari nur dan ke empat kawan nya, juga para karyawan lain yang tinggal di wisma
biru berangkat ke pabrik dengan berjalan kaki, karena hanya sekitar
beberapa ratus meter dari wisma biru, nur dan ke empat kawannya sama ,posisi
karir nya di pabrik sebagai perngawas operator produksi , biasa nya
sepulang dari bekerja nur dan kawan-kawan akan saling bercerita pengalaman
masing-masing di tempat kerja .. itu yang membuat nur dan kawan –kawannya semakin
merasa dekat … apalagi dengan ke hebohan cerita wati yang sering membuat
nur dan kawan-kawan nya tertawa geli .. Rahma sudah mulai terlihat berani
bicara dan tak segan segan lagi terlebih pada nur....
Jam
sudah menunjukan pukul 11 malam, wati , ayu, ningsih sudah terlihat lelap
, hanya nur yang masih terjaga , kok rahma jam segini belum nyampe ya besok
pagi kan dia harus kerja .. bathin nur sambil berusaha memejamkan mata,
tak bisa juga, akhir nya nur mengambil buku yan terletak di rak samping tempat
tidur nya, karya seorang novelis terkenal , habiburrahman El shirazy “ ketika
Cinta bertasbih” sebetulnya buku itu sudah nur baca 2 kali, tapi karena nur
berusaha mengalihkan konsentrasi , akhir nya nur sampai juga ke halaman
yg ke 100 , tak lama nur mendengar suara pintu di ketuk dengan pelan, ah ! itu
pasti rahma, pekik nur sambil meghampiri pintu, dan setelah di buka
ternyata benar,, kok baru nyampe ma, emang dari rumah jam berapa ? aku khawatir
..tahu gak .ungkap nur dengan nada khawtir,. dari rumah jam 7 malam,
hanya saja macet, jawab rahma dengan nada terdengar lesu dan
rautnya terlihat capek sekali. Tak lama nur mengunci pintu kembali dan hendak
melanjutkan tidur , karena malam sudah sangat tua.. rahma tak menyadari
sebetulnya nur masih terjaga, ketika dia hendak mengganti baju nya nur melihat
samar-samar di punggung rahma terlihat luka memar-memar dan seperti tergores
gores, sepertinya sakiiit sekali … nur kaget dan langsung bangun dari tempat
tidur nya astagfirulloh … ma , kamu kenapa ? sadar temannya belum
tidur, rahma lari ke kamar mandi ,,setelah beberapa lama rahma di dalam
kamar mandi, akhir nya rahma keluar, nur tentu saja masih penasaran, nur
tak segera tidur, nur ingin tahu apa yag sebenarnya terjadi, nur menanyai nya
kembali.. tapi ..jawaban rahma , tadi aku jatuh nur, sudah ah aku capek, besok
aja cerita nya ya .. “ rahma beranjak ke tempat tidur nya dan menutupi
seluruh tubuh nya termasuk muka nya dengan selimut. Tak meladeni nur yang
begitu penasaran.
Ke
esokan hari nya ketika nur hendak bertanya apa yg sebenarnya terjadi , rahma
terus menghindar , seolah tak ingin peristiwa yang di alaminya di ketahui nur.
Semenjak kejadian malam itu , rahma terlihat begitu berbeda, murung . ma,
katakan kepada ku apa yg terjadi, mungkin dengan bercerita kamu bisa mengurangi
beban mu , hal ini nur sampaikan kepada rahma saat mereka sedang berdua
di teras kamar .. tanpa sepengetahuan ayu , ningsih dan wati, namun jawaban
rahma tetap seperti sebelumnya,..tidak terjadi apa-apa,sehingga nur pun tak
lagi mengungkit-ngungkit masalah itu.. karena nur fikir biar lah rahma
menyelesaikan sendiri. Sehingga setelah beberapa lama nur pun benar-benar
lupa dengan hal itu .
Malam
itu ayu dan ningsih pamit , hendak menginap di rumah Rosita, rosita adalah
salah satu karyawan PT Djaya Abdi juga , hanya saja dia tidak tinggal di wisma
biru karena rumah nya hanya berjarak satu kilo dari pabrik. Kebetulan besok
adalah hari minggu , jadi Hanya tinggal nur, wati dan rahma saja. Kamar
terasa sepi ya tanpa ayu dan ningsih, nur udah belum ngaji nya? , aku mau
nonton tv nih .. , wati berkata sambil memeluk bantal guling nya terlihat bosan
sekali .. nur hanya tersenyum “ ya sudah ,, silahkan di
nyalakan , asal jangan keras-keras , aku mau baca ‘’ sahut nur
sambil menutup mushaf saku nya lalu mengambil sebuah buku bersampul
kuning karangan seorang ulama besar yang sangat nur sukai La Tahzan . rahma
belum selesai di kamar mandi nur ? iya tuh. Kayak nya dari tadi deh ,
percakapan nur dan wati tentang rahma hanya di situ, setelah itu nur dan
wati asik dengan masing-masing kesibukan mereka, kamar mandi terletak
agak jauh dari kamar tidur, terhalang lemari dan ruang dapur ..
namun tak lama nur seperti mendengar suara tangis bayi, dan ternyata
bukan hanya nur, wati pun mendengar ,, dapur !! kamar mandi !!! wati
terperanjat ..menunjukan bahwa asal suara dari dapur atau kamar mandi .. ketika
nur dan wati sudah semakin jelas bahwa suara bayi tersebut berasal dari kamr
mandi, dan mereka tahu bahwa yg di kamar mandi adalah rahma .. wati memanggil –
mangil rahma ma, rahma buka pintu nya ,, ayo ma .. nur panik sekali
dan langsung lari ke ruangan ibu laila ,, tak ingat
bahwa ada pesawat telpon untuk bisa menghubungi ibu laila di ruangan nya
..
Sementara
wati terus menggedor pintu , sambil terus memanggil rahma .. tak lama nur
datang dengan ibu laila dan pak junaedi salah satu security wisma biru
.. ma .. tolong buka pintu nya ini ibu .. ayo sayang , bayi nya
kasian tuh nangis terus …ayo sayang ..buka pintu nya .. cara ibu
laila tak berhasil , pak dobrak saja pintu nya ibu laila
memerintahkan pak junaedi untuk mendobrak pintu.. tak lama pintu berhasil di
buka ,, nur, wati dan ibu laila berhambur masuk ke dalam kamar mandi ,,
di sana terlihat rahma dengan pucat berdiri memeluk bayi yg masih penuh darah …
darah di mana-mana ,memenuhi seluruh lantai kamar mandi..dan di samping kaki
rahma teronggok seperti gumpalan darah dan daging yang ternyata itu adalah
ari-ari nya .. hampir saja nur pingsan menyaksikan itu.. kemarikan bayi nya
nak, biar ibu yang urus , sini sayang tak apa – apa .. ibu laila dengan
hati-hati dan mengendap-negndap menghampiri rahma dengan berusaha tidak
panik , khawatir rahma berbuat nekad. Ibu laila langsung merebut bayi
merah itu dari rahma, namun rahma tak berbuat apa-apa mungkin sudah tidak
bertenaga atau memang bingung , hanya rahma terlihat menitik kan air mata, lalu
setelah itu jatuh pingsan.
Sementara
rahma di bawa ke rumah sakit Asy sifa, rumah sakit yang terletak sekitar 1 kilo
dari wisma biru , nur dan wati di mintai keterangan oleh pak Dharma .. yg
langsung malam itu juga di telpon oleh ibu laila.. kami tak pernah tahu apa yg
terjadi dengan rahma pak, perubahan fisik nya pun tak begritu mencolok, Karena
memang rahma agak sedikit gemuk , jadi kami tidak tahu kalo selama ini rahma
memag mengandung bayi” keterangan nur membuat pak Dharma terdiam ..lalu berkata
ya sudah , sekarang kalian kembali ke kamar, besok kita lanjutkan.
Menurut
ibu laila , kondisi rahma terguncang .. namun sampai saat ini , setelah satu
minggu di rawat di rumah sakit belum ada sanak keluarga yang menjenguk, yg
berhasil di hubungi yaitu ayah dan ibu nya , hanya berpesan menitipkan saja
rahma pada pihak wisma biru, dan kalo bayi nya ada yang mau , silahkan di ambil
saja. nur menitik kan air mata mengingat nasib rahma yg begitu malangnya
, sampai keluarga pun membuangnya ,tak mau menjenguk rahma , padahal
hanya cukup beberapa jam saja dari rumah orang tua nya.. rencananya pak Dharma
mau mengangkat bayi rahma ..dan itu sudah di setujui pihak keluarga rahma juga
rahma.. karena pak Dharma sendiri belum memiliki keturunan.. ibu memohon…, demi
kebaikan semuanya terutama bagi rahma dan bayi nya ,, peristiwa ini hanya
kita yang tahu .. dan pak junaedi security yang membantu membawa rahma ke rumah
sakit waktu itu..ibu yakin kalian mengerti dengan masksud ibu..sampai
rahma pulih dan bisa memberikan keterangan siapa sebetulnya yg harus
bertanggung jawab atas anak yang di lahir kannya. Begitu permintaan
ibu laila.
Dua
minggu sudah peristiwa itu terjadi.. nur dan wati memang tak mengatakan hal ini
kepada siapa pun juga termasuk kepada ayu dan ningsih, cukup perisitiwa ini
jadi masa lalu suram untuk rahma dan pelajaran berharga untuk nur juga
wati ..
Rahma
akhir nya kembali bekerja , setelah nur berusaha meyakinkan bahwa rahma tidak
di keluarkan oleh perusahaan , karena rahma bisa menunjukan surat keterangan di
rawat di RS. Dan itu artinya satu orang lagi yg mengetahui peristiwa yg telah
terjadi pada rahma, yaitu pihak personalia .. dan nur pun bisa meyakinkan rahma
bahwa tidak ada yang mengetahui peristiwa ini selain nur, rahma ibu laila dan
pak junaedi.
Nur
dan wati tak ingin rahma mengingat peristiwa itu, kerena setiap kali rahma di
Tanya ibu laila, rahma akan terlihat bingung, shock dan bahkan bisa
berhari-hari tak bicara ..akhir nya nur dan wati selalu mengalihkan
pertanyaan ayu dan ningsih , kemana saja rahma selama dua minggu ini ..wati
dengan sekena nya membantu rahma menjawab .. cuti .. tanpa memperdulikan raut
muka ayu dan ningsih yang keheranan..kok lama sekali cuti nya .. ?? iya
gitu deh….! jawab wati dengan cuek nya.
Tilawah
nur terhenti saat telpon berdering malam itu .. bergegas ayu
mengangkat telpon tsb, karena memang tempat tidur ayu lah yang paling dekat
dengan pesawat telpon.. ada semua bu, biasa bu, ada yg lagi baca, nonton,
bahkan ada yg lagi makan bu “ nur menebak itu dari ibu laila .. kemana bu?!!!!
Ke rumah sakit ?!!! oh iya bu??!!! ,apaaaaa…. Buuuuu !!!??. wati
dengan nada penasaran , ada apa yu ? … kita di minta datang ke rumah
sakit sekarang ,, semuanya .. jawab ayu dengan nada parau dan matanya
berkaca-kaca .. nur menutup dan menyimpan mushaf nya ,, lalu mengahampiri ayu
yg terlihat shock . tak lama datang ningsih dari dapur … semua nya bergantian
menanyai ayu yg terguncang .. rahma, nur ,, rahmaaaa ,, di rumah sakit ..
kecelakaan .. terseret kereta ketika hendak kembali ke sini,, Ya Alloh …
mata nur panas dan lalu lemas .. ke empat sahabat itu saling memeluk satu
sama lain, tak lama ibu laila datang … ayo nak ,, kita ke RS, pak Dharma
sudah menunggu di gerbang . .. takut kemalaman.
Nur
tak sempat ganti jilbab atau pakaian , begitu pun ayu wati dan ningsih semua
serba seadanya. Sampai di RS mereka berempat malah langsung di arahkan ke
suatu ruangan yang bertuliskan kamar jenazah …oleh pak Dharma .. ayu
menjerit karena tak menyangka rahma ternyata sudah berada di kamar jenazah
..meninggal, pak Dharma sengaja tak memberi tahu terlebih dahulu kepada
nur ayu ninghsih dan wati.. wati begitu pucat dan ningsih memapah nya ke sudut
ruangan yg sudah tersedia kursi di sana … setelah beberapa saat ..pak .. kami
ingin melihat nya untuk terakhir kali nya pak .. suara nur parau ..
memohon ke pada pak Dharma .. akhir nya dengan hati – hati Pak Dharma membuka
kain kafan rahma yg sudah terikat, istri Pak dharma menitikkan air mata sambil
memeluk Yasmin, darah daging rahma yang usia nya sudah hampr 5 bulan. saat
wajah itu terbuka, di wajah rahma nampak sedikit jahitan, kepalanya
di bungkus plastik hitam.. terlihat darah sedikit merembes dari
sana..wajahnya menyiratkan kesakitan yang amat sangat..sehingga jadi terlihat
keunguan..nur sebetulnya tak kuat lagi berdiri, hanya nur ingin mencium pipi
rahma sebagai tanda persaudaraan seperti yg mereka sering lakukan jika bertemu
atau akan berpisah .. nur menghampiri istri Pak dharma boleh saya gendong
sebentar ibu ?? pinta nur sambil membuka kedua tangannya untuk
menggendong bayi manis itu.. istri pak dharma meminta persetujuan pak
dharma dengan isyarat mata, pak dharma mengisyaratkan iya, lalu istri pak
dharma menyerahkan bayi itu ke nur, nur menghampiri jenazah rahma,
membungkuk ,mendekatkan bibirnya ke telinga rahma ma.. semoga kita bertemu di
syurga Nya Kelak, ini yasmin darah daging mu .. dia yang akan meneruskan
sejarah hidup mu ma, lihat ..! mirip sekali dengan mu ! .. bisik
nur dengan nada parau , lalu nur mencium pipi rahma untuk terkahir kali nya,
saat itu air mata nur rasa nya sudah kering, karena sudah menangis sejak
dari wisma biru tadi.. .. ya Alloh.. apa yang engkau kehendaki atas
peristiwa ini.. nur membathin dalam hati. Begitu tragis nasib yang engkau
takdirkan kepada Rahma..
Bus
Giri Indah yang nur tumpangi menuju kota cikarang semakin jauh meninggalkan
Wisma Biru .. Nur tak ingin selalu mengingat cerita sedih Rahma, dan tak
ingin pula nur mengetahui laki-laki bejat yang telah menanam benih di janin
rahma..”nur, apa semua ini sudah di fikirkan, kita sudah kehilangan rahma, apa
kami juga harus kehilangan kamu nur..dalam keadaan seperti sekarang ini,?? .. wati
dengan nada sedih sambil membantu nur mengepak barang – barang nur.. “aku tahu
wat, sulit bagi ku meninggalakan wisma biru setelah 6 tahun kita bersama-sama ,
sejuk nya pasti aku rindukan wat, tapi mungkin ini saat nya aku harus
pergi,maaf kan aku karena waktu nya tidak tepat., bagi ku rahma adalah wanita
yg baik.. teman yg baik, teman yang manis. Nur menangis sambil
memeluk wati.. aku pergi wat , sampaikan salam ku pada ayu dan ningsih, aku tak
sempat berpamitan pada mereka . Nur memutuskan untuk meninggalkan wisma biru,
kembali ke kota asal nur dan mengajar taman kanak kanak sesuai cita cita nya
dulu ..
Tak
terasa bus sudah berada di jalur tol menuju cikarang, selamat tinggal
Rahma .. semoga Engkau mendapat tempat istimewa di sisi Alloh ...
April
2004
By
Moolida ( Untuk sahabt ku, semoga Kita bertemu di syurga Nya .. amin )
No comments:
Post a Comment